Siapa yang tidak bisa makan gorengan tanpa si kecil yang pedas ini? Siapa yang tak bisa makan tanpa sambal? Siapa yang merasa kurang lengkap jika makan tanpa adanya sesuatu yang memiliki citarasa pedas? Ya, banyak dari kita yang tidak bisa hidup (ceilaaahhh) tanpa cabai rawit. Cabai juga telah menjadi bumbu wajib di setiap dapur. Maka dari itu, permintaan cabai rawit (Capsicum frutescens) terus meningkat.
Semakin berkembangnya zaman dan teknologi, para petani cabai rawit mengembangkan dan membudidayakan cabe rawit secara organik. Menanam secara organik artinya menanam tanpa menambahkan bahan kimia sintetis, baik untuk nutrisinya, maupun pestisidanya. Semuanya berasal dari bahan-bahan alami.
Cabai rawit dapat hidup di dataran rendah hingga tinggi. Benih cabai rawit perlu direndam air hangat (suhu 35-45°C) selama 3 jam. Kemudian langsung disemai di tempat terkena sinar matahari langsung, selanjutnya ditanam dan dirawat. Benih mengeluarkan tunas 3 - 9 hari, panen pertama mulai 65 - 135 hari setelah tanam.
Menanam cabe rawit, khususnya di dalam pot, selalu menjadi perhatian yang menarik. Selain mudah dan tidak memakan banyak tempat, tanaman cabai rawit bisa dijadikan dekorasi taman, juga bermanfaat untuk dikonsumsi. Terlebih cabai rawit organik ini keamanannya lebih terjamin dibanding cabai rawit biasa.