Kamu tahu gak? Dibalik namanya yang cantik, amarilis punya legenda yang tragis. Nama bunga ini berasal dari peri Amarillys yang jatuh hati namun bertepuk sebelah tangan. Ia menusuk hatinya dengan panah emas hingga berwujud bunga-bunga cantik.
Bagi orang Yunani, bunga ini memiliki arti kemegahan atau kilauan. Bentuk bunga yang menyerupai terompet juga melambangkan suatu kebanggaan. Diameter bunga ini antara 6-10 cm, dengan memiliki 6 daun mahkota.
Setiap umbi dapat menghasilkan rata-rata 2-5 bunga yang bermekaran selama 6 minggu. Bunga amarilis akan mekar lebih lama dalam suhu 20-25 C. Jika amarilis hanya tumbuh daunnya saja dan tidak berbunga, tetap rawat dengan baik.
Amarilis biasnya berbunga saat musim hujan. Setelah itu, tanaman ini akan menumbuhkan daun semaksimal mungkin untuk berfotosintesis, dan menyimpan nutrisi pada umbi untuk bakal bunga berikutnya.
Untuk membuat amarilis berbunga kembali, buang bunganya yang sudah layu, dan potong batang yang sudah mengering. Sisakan hanya daunnya, letakkan di tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Penyiraman amarilis harus dilakukan secara berkala, tapi jangan berlebihan. Umbi amarilis sangat sensitif jika mendapat terlalu banyak air, bisa menyebabkan bunganya membusuk. Pilihlah wadah atau pot yang memiliki drainase bagus.
Pemberian pupuk pada amarilis bisa 2-3 minggu sekali menyesuaikan dengan kondisi tanaman. Untuk pupuk bunga amarilis ini kamu bisa memberikan pupuk dengan zat kalium dan fosfor yang tinggi untuk merangsang pembungaan pada bunga amarilis.
Bunga amarilis menghasilkan minyak esensial untuk parfum dan aromaterapi. Aroma bunga ini mampu memberi perasaan tenang dan membangkitkan energi. Sayangnya, bunga amarilis beracun bagi manusia juga hewan peliharaan.
